Friday, March 2, 2012

Angry Birds Masuk Facebook untuk Melipatgandakan Pengguna



Game Angry Birds akhirnya secara resmi bisa dimainkan di situs jejaring sosial Facebook mulai Selasa (14/2/2012). Tersedianya game buatan Rovio, Finlandia, itu di Facebook bisa melipatgandakan pengguna Angry Birds di seluruh dunia.
"Kita sudah biasa bermain di perangkat bergerak. Untuk memperbesar jumlah pengguna Angry Birds, kami menyasar situs jejaring sosial yang paling banyak penggunanya, yaitu Facebook," kata Senior Vice President Rovio Asia Henri Holm selepas peluncuran "Angry Birds on Facebook Jakarta Challenge" di Mal Kelapa Gading 2 Jakarta, Selasa (14/2/2012).
Saat ini, jumlah pengguna yang telah mengunduh game Angry Birds di ponsel mencapai 700 juta pengunduh secara global. Sementara jumlah pengguna Facebook hingga kini diperkirakan telah menembus angka 800 juta pengguna di seluruh dunia.
Meski demikian, Henri enggan menjelaskan target pasar yang ingin diraih dari jumlah pengguna Facebook di seluruh dunia tersebut. Tapi diam-diam, Rovio selaku pembuat game Angry Birds tersebut telah memiliki data pengguna Facebook di masing-masing negara. Harapannya, Angry Birds juga bisa diterima di negara-negara tersebut.
"Saya tidak mau menjelaskan soal target dan angka. Yang saya pikirkan adalah bagaimana Angry Birds ini punya penggemar yang banyak, tidak hanya di Facebook, tapi juga mengoleksi mainan atau suvenir yang kami tawarkan," katanya.
Untuk menambah pundi-pundi dana bagi Rovio, pembuat game Angry Birds, mereka juga melakukan penjualan suvenir Angry Birds mulai dari mug, kaus, buku, boneka, jam tangan, dan aneka suvenir lain yang memakai karakter Angry Birds secara online.

Facebook Timeline Segera Dibuka untuk Pemilik Merek



Seandainya McDonalds punya Facebook Timeline, mungkin seperti ini tampilannya.

Facebook Timeline dilaporkan akan segera tersedia untuk pemilik merek sebagai alat promosi. Versi betanya diyakini akan tersedia akhir Februari.

Hal itu dilaporkan Mashable yang mengutip pemberitaan di Ad Age. Konon, Facebook akan mengumumkan hal itu dalam sebuah acara di New York, 29 Februari 2012.

Timeline saat ini baru tersedia untuk akun pengguna pribadi di Facebook. Sedangkan Facebook belum secara tegas mengatakan apakah Timeline akan tersedia untuk pemegang merek.

Sementara ini, pemegang merek atau organisasi lain menggunakan Facebook Page dengan format lama untuk menegaskan eksistensinya di Facebook.

Apa yang bisa dilakukan pemegang merek dengan Timeline? Sekadar contoh, mereka bisa saja menuliskan sejarah brand dari awal berdirinya hingga kini.

Desain Facebook Timeline yang kaya akan gambar juga bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh merek-merek ternama. Seperti yang pernah dibayangkan oleh beberapa pihak dan dimuat di Mashable.

Di sisi lain, Google+ dan Twitter juga telah membuka diri untuk halaman milik merek tertentu. Halaman khusus merek tertentu di Twitter akan memiliki kemampuan mengubah header.

Halaman khusus di Twitter itu telah diumumkan seiring perubahan desain pada Twitter. Tampilan baru Twitter itu memindahkan posisi kolom dan mengubah Tab yang tersedia.

Seperti Twitter, Facebook Bakal Punya "Verified Account"


Facebook merilis verifikasi akun menggunakan identitas asli. Sejumlah selebritas dan tokoh yang memiliki subscriber banyak di Facebook, akan dikirimi pilihan untuk memverifikasi akun, ketika login di Facebook. Hal ini dilakukan Facebook untuk mengurangi kesalahan pengguna men-subscribe akun yang salah.

Belajar dari kesalahan Twitter yang pernah salah memverifikasi akun istri Rupert Murdoch, Facebook menerapkan sistem verifikasi menggunakan paspor, SIM, dan kartu identitas perusahaan yang di-scan dan dikirimkan ke Facebook.
Kartu yang di-scan juga bisa menggunakan kartu kredit, kartu pelajar, kartu perpustakaan, atau akte kelahiran. Scan kartu identitas asli tersbeut harus berwarna, menunjukkan nama asli dengan jelas, dan memiliki informasi sensitif yang rahasia.

Untuk menjaga kerahasiaan identitas pengguna, Facebook akan segera menghapus foto scan identitas yang dikirimkan ke Facebook, setelah proses verifikasi berhasil. Dengan kata lain, Facebook hanya butuh untuk melihat dan memastikan bahwa pemilik akun adalah orang yang asli, sesuai dengan nama yang terdaftar.

Bentuk pilihan verifikasi akan seperti gambar berikut :

facebook-verified-accounts1
Saat melakukan pendaftaran verifikasi akun, pengguna akan diberi pilihan untuk menampilkan nama asli dan nama panggilan (yang akan tampil di samping nama asli. Misalnya Stefani Germanotta alias Lady Gaga, bisa menggunakan Account Verified untuk memverifikasi bahwa dia adalah Stefani Germanotta.
Ia bisa menampilkan namanya sebagai "Stefani Germanotta (Lady Gaga)", atau menampilkannya sebagai hanya "Lady Gaga" dan nama Stefani Germanotta akan muncul pada halaman profilnya.

verified-accounts-alternate-name
Langkah terakhir adalah memasukkan hasil scan kartu identitas asli yang berwarna dan jelas terbaca. Bentuk formulir untuk memasukkan identitas asli akan seperti gambar berikut :

verified-account-id-submission
Jika Twitter dan Google Plus memiliki simbol verifikasi untuk menunjukkan bahwa akun tersebut asli, Facebook justru tidak melakukannya.
Setelah pengguna memverifikasi akunnya, keuntungan yang didapat akan langsung terasa, yakni nama akunnya akan sering muncul di halaman saran dari Facebook. Kolom ini biasanya terdapat di kanan atas halaman depan Facebook, seperti gambar berikut :

people-to-subscribe-to-done-small
Dengan saran ini, Facebook akan menunjukkan bahwa akun-akun yang disarankan merupakan akun asli yang telah diverifikasi dan layak untuk di-subscribe.

Facebook Tambahkan 12 Aplikasi Media untuk Timeline



Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, memperkenalkan Facebook Timeline pertama kali dalam acara Facebook f8 Developers Conference di San Francisco, California (21/9/2011)

Facebook telah merilis Timeline Apps dan Open Graph. Dengan Open Graph, pengguna Facebook akan bisa menggunakan aplikasi dari pihak ketiga, dan membagikannya kepada teman-teman di jejaring sosial tersebut.
Melengkapi hadirnya Timeline Apps, Facebook telah menambahkan 12 aplikasi media untuk mengisi kategori News di daftar aplikasi Timeline. Sebelumnya Facebook telah menyediakan aplikasi media dari The Washington Post, The Guardian UK, Yahoo, Rockmelt, dan Digg.

Kedua belas aplikasi media tersebut adalah Buzzfeed, CBS Local: Los Angeles and New York, CMT, The Daily Show, GetGlue, Huffington Post, Mashable, MSNBC.com, MTV News, Pixable, dan Sporting News.

Menurut Justin Osofsky, Facebook Director of Media Partnership, aplikasi media untuk timeline memang terbukti berhasil meningkatkan trafik pengunjung media tersebut. The Guardian misalnya, telah digunakan 5 juta orang sejak rilis di Timeline.

"Kami menunggu media lainnya membuat aplikasi untuk Timeline. Aplikasi untuk Timeline membawa jalan baru bagi media untuk terkoneksi dengan pembaca mereka dan untuk mendistribusikan konten dengan audiens baru," jelas Osofsky dalam wawancara dengan Cnet.

Konsep Aplikasi untuk Timeline
Untuk bisa mengakses aplikasi-aplikasi apa saja yang tersedia di Timeline Apps, pengguna Facebook bisa mengakses halaman berikut : http://www.facebook.com/about/timeline/apps. Di bagian bawah, pengguna bisa memilih aplikasi berdasarkan kategori seperti gambar dibawah ini :

timeline app
Setelah memilih kategori, maka pengguna bisa memilih aplikasi pilihannya. Misalnya setelah memilih kategori news, lalu klik aplikasi Washington Post Reader, maka tampilannya akan seperti ini :

Washington Post App
Pengguna bisa memilih apakah aktivitas menggunakan aplikasi ini hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri, atau bisa dilihat oleh teman. Pengaturannya sama dengan pengaturan privacy untuk posting ketika update status. Lalu klik "Go To App".

Setelah klik Go To App, maka apapun yang dibaca oleh pengguna dari aplikasi tersebut akan terkirim ke Timeline. Tampilannya sama dengan tampilan aplikasi game yang lebih dulu hadir di Timeline, seperti berikut :

tampilan app di timeline

SkyDrive Jadi Aplikasi "Native" di Windows 8

SkyDrive di Windows 8

Persaingan bisnis penyimpanan data di cloud atau bisa kita sebut sebagai "hard disk online" semakin memanas dengan diumumkannya ketersediaan SkyDrive secara native di Windows 8.

Microsoft mengumumkan secara resmi ketersediaan aplikasi 'Metro-style' SkyDrive di Windows 8 yang langsung terintegrasi dengan Windows Explorer, pada Senin (20/2/2012).

Skydrive adalah layanan storage online milik Microsoft yang menyediakan kapasitas penyimpanan data di Internet sebesar 2 GB secara gratis.

SkyDrive ini sebenarnya sudah sejak lama ditawarkan oleh Microsoft. Namun, sebelumnya SkyDrive harus diakses dari web browser atau aplikasi di perangkat mobile.

Kini di Windows 8, Microsoft menjadikan SkyDrive sebagai bagian dari sistem operasi terbaru tersebut.

Sehingga nantinya, pengguna Windows 8 dapat langsung memindahkan atau mengambil file dari SkyDrive dengan drag-and-drop, semudah mengakses folder data di hard disk lokal.

Dengan kemudahan ini, pengguna Windows 8 dapat mengakses file atau dokumennya kapan pun dan di mana saja, selama ada akses Internet.

Aplikasi SkyDrive ini akan mulai tersedia di Windows 8 Consumer Preview yang akan diluncurkan Microsoft pada akhir Februari ini.

Tak sekadar di Windows 8, aplikasi desktop SkyDrive juga akan tersedia di Windows Vista dan Windows 7.

Di bisnis storage online ini sebelumnya telah diramaikan dengan vendor lain, seperti Dropbox yang menjadi produk hard disk online yang paling populer saat ini.

Ingin Video YouTube Anda Ditonton Jutaan Orang? Ini Caranya!

Situs video sharing, YouTube telah berkomitmen untuk menginvestasikan dana sebesar 100 juta dollar AS untuk membangun 96 video channel baru dan telah merekrut bakat-bakat top dari Hollywood untuk memproduksi konten.

Namun, pencarian bakat Google ini masih belum selesai. Google masih mencari bakat-bakat potensial lainnya. Siapkan diri Anda menjadi pembuat video yang andal, siapa tahu Google mau merekrut Anda.

Berikut ini adalah tips bagaimana membuat sesuatu yang "besar" di YouTube.

Subscriber, subscriber, subscriber

Perubahan desain YouTube mengindikasikan bahwa satu video lama Anda yang banyak dilihat belum tentu menjadi tiket Anda menjadi bintang saat ini. Video "Evolution of Dance" yang menjadi klip yang paling banyak dilihat pada masanya, ternyata tidak  relevan dalam dimensi baru YouTube.

Berikut adalah video Evolution of Dance yang telah dilihat 190 juta kali.



Saat ini, yang Anda butuhkan adalah "subscriber". Subscriber adalah audiens yang akan mengetahui setiap kali Anda mem-posting video, yang otomatis akan dimasukkan dalam "Views".

Pendiri Maker Studio, Danny Zapping mengatakan banyak video yang langsung memperoleh banyak "Views" di minggu pertama setelah di-posting, karena "subscriber" telah menunggu.

Buat video yang berkualitas
Video berkualitas tinggi akan lebih diterima publik. Itulah mengapa Peter "NicePeter" Shukoff menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk membuat beberapa episode "Epic Rap Battles of History" sebelum dipublikasikan.

Shukoff dan rekannya, Lyoyd "Epic Llyod" Ahlquist membuat video yang menampilkan tokoh-tokoh bersejarah seperti Benjamin Franklin, Shakespeare, dan Genghis Kahnn.

Ia membuat musik rap yang membuat ketiganya seperti sedang berdebat, mencaci maki satu sama lain namun menggunakan lirik yang ilmiah. Dua kreator ini menggunakan contoh nada dari seluruh dunia yang dikombinasikan dengan lirik rap dan mind-blogging yang presisi.

Berikut adalah video hip hop battle antara Albert Einstein dan Stephen Hawking yang telah dilihat lebih dari 37 juta kali.



Apakah Anda tahu apa yang diperdebatkan pada sesi pertama dari pertarungan Albert Einstein dan Stephen Hawking? Mereka mendebatkan soal partikel teoritis multi-dimensi dalam dunia Fisika. Shukoff tahu referensi ini akan menggelitik penonton dan ia berhasil melakukannya.

"Jika Anda memiliki aundiens yang besar, akan ada banyak orang dengan tingkat pemahaman yang berbeda-beda," jelasnya.

Perhatikan waktu rilis
Banyak operator channel YouTube mem-posting video bersamaan dengan jadwal seri episode dalam acara reguler televisi. Ray William Johnson memasukkan video baru setiap Rabu dan Jumat. Jika ia tidak memasukkan video di hari itu, maka audiens akan menunggunya.
Pembuat Zappin tersebut juga tidak merekomendasikan meng-upload video baru di larut malam atau awal pagi. Sebagian besar pengakses YouTube adalah usia pelajar. "Jika Anda meng-upload terlalu pagi, banyak pelajar yang masih di sekolah, sehingga mereka mungkin tidak melihatnya," ujar Johnson.

Indonesia Belum 100 Persen Siap "Cloud Computing"



Schuey/Flickr/Creative Commons
Indonesia dinilai belum siap untuk mengadopsi teknologi Cloud Computing. Gara-garanya, infrastruktur internet dan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia belum siap menjalankan teknologi tersebut.

Pemerhati IT Michael S Sunggiardi menjelaskan dari seluruh masyarakat Indonesia, yang mau memanfaatkan fasilitas IT ternyata tidak lebih dari 10 persen. Itupun hanya mewakili masyarakat di Pulau Jawa saja.

"Memang 10 persen masyarakat Indonesia itu sudah siap memakai Cloud, tapi apakah itu mewakili seluruh masyarakat Indonesia?" kata Michael.

Dalam diskusi Cloud Computing: A New Jargon, Technology or Business Model? di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (22/2/2012), Michael mengatakan artinya Cloud Computing belum siap dipakai oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Baru 10 kota


Menurutnya, dari sekitar 497 kota besar di seluruh Indonesia, ternyata hanya ada sekitar 10 kota besar yang siap memanfaatkan teknologi tersebut.

Di sisi infrastruktur internet, hanya 10 kota besar itu yang sudah memiliki koneksi lancar setingkat jaringan 3G. Padahal, infrastruktur internet ini diperlukan untuk mengakses data ke Cloud.

Di sisi SDM, masyarakat Indonesia dinilai belum mumpuni untuk mengadopsi terutama menjalankan teknologi tersebut. Sehingga Indonesia bisa dibilang cukup terbelakang mengadopsi Cloud Computing.

"Padahal yang akan menjalankan teknologi ini adalah SDM tersebut. Jika tidak bisa, lalu siapa yang akan menjalankan?," kata Michael.

Aturan belum jelas


Teknologi Cloud Computing ini dinilai juga belum memiliki aturan yang jelas, baik di sisi Peraturan Menteri, Keputusan Menteri ataupun Undang-undang. Sehingga kalangan industri justru berjalan tanpa adanya aturan.

"Seharusnya pemerintah proaktif terhadap industri ini. Kalau kita yang minta aturan, kita yang malah repot, dari dulu tidak pernah jadi-jadi aturannya," tambah Michael.

Namun Founder Indonesian Cloud Forum Teguh Prasetya menjelaskan industri dan teknologi Cloud Computing sebenarnya tidak memerlukan aturan khusus.

Pasalnya, Cloud Computing bukan industri dasar (basic source) tapi hanya layanan nilai tambah (Value Added Services).

"Seharusnya cukup memakai aturan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Private Law," kata Teguh.

Aturan tersebut dinilai cukup untuk mengatur transaksi dan adaptasi teknologi Cloud Computing. Karena pada dasarnya, teknologi Cloud Computing ini secara teknis sudah aman.

Masalahnya, ada SDM yang memanfaatkan celah untuk mencuri data yang disimpan di Cloud. "Itu bisa diatasi dengan aturan tadi," jelasnya.

Masyarakat sudah siap


Teguh juga mengatakan, bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia sudah siap untuk memanfaatkan teknologi. Tentunya, disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan masyarakat, mulai dari UKM hingga industri besar.

Masalahnya, kata Teguh, hanya kesiapan soal infrastruktur internet. Tapi, pada dasarnya, Cloud Computing juga bisa dilakukan tanpa koneksi internet yang cepat.

Bahkan cloud computing menurut Teguh juga bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan teknologi pesan singkat (sms).

"Di sisi harga juga tidak ada masalah karena masyarakat bisa memilih harga layanan Cloud mulai dari 10 dollar AS bahkan bisa sewa per jam," jelasnya.